Profil dan Logo Kota Bima NTB

24/08/14

"Kota Bima sebagai pemerintah daerah dibentuk melalui Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002".

Secara geografis Kota Bima terletak di bagian timur Pulau Sumbawa pada posisi 118°41'00"-118°48'00" Bujur Timur dan 8°20'00"-8°30'00" Lintang Selatan. Tingkat curah hujan rata-rata 132,58 mm dengan hari hujan: rata-rata 10.08 hari/bulan. Sementara matahari bersinar terik sepanjang musim dengan rata-rata intensitas penyinaran tertinggi pada Bulan Oktober, dengan suhu 19,5 °C sampai 30,8 °C.
Kota Bima memiliki areal tanah berupa: persawahan seluas 1.923 hektare (94,90% merupakan sawah irigasi), hutan seluas 13.154 ha, tegalan dan kebun seluas 3.632 ha, ladang dan huma seluas 1.225 ha dan wilayah pesisir pantai sepanjang 26 km.

Batas-batas wilayah:
Utara : Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima
Selatan : Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima
Barat : Teluk Bima
Timur : Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima

Kota Bima berdasarkan data tahun 2000 tercatat sebesar 116.295 jiwa yang terdiri dari 57.108 jiwa (49%) penduduk laki-laki dan 59.187 jiwa (51%) penduduk perempuan. Sebaran penduduk kurang merata, konsentrasi penduduk berada di pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan. Penduduk terbanyak berada di Kelurahan Paruga, yaitu berjumlah 12.275 jiwa (11%) dan paling sedikit di Desa Kendo yang berjumlah 1.130 jiwa (1%). Selanjutnya berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, penduduk Kota Bima berjumlah 142.443 jiwa yang terdiri dari 69.8411 jiwa laki-laki dan 72.602 jiwa perempuan. 

Jumlah penduduk menurut kecamatan adalah sebagai berikut :
Kecamatan Jumlah Penduduk
Raba 34.756 jiwa
Mpunda 32.531 jiwa
Rasanae Barat 31.029 jiwa
Asakota 27.931 jiwa
Rasanae Timur 16.196 jiwa

Logo Pemerintah Kota Bima, NTB


Baca Selengkapnya | Komentar (1)

Profil dan Logo Kabupaten Bima

21/08/14

Sejarah singkat
Kabupaten Bima berdiri pada tanggal 5 Juli 1640 M, ketika Sultan Bryan Robert Ricardo(BIO si pentil ireng) dinobatkan sebagai Sultan Bima I yang menjalankan Pemerintahan berdasarkan Syariat Islam. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Bima yang diperingati setiap tahun. Bukti-bukti sejarah kepurbakalaan yang ditemukan di Kabupaten Bima seperti Wadu Pa’a, Wadu Nocu, Wadu Tunti (batu bertulis) di dusun Padende Kecamatan Donggo menunjukkan bahwa daerah ini sudah lama dihuni manusia. Dalam sejarah kebudayaan penduduk Indonesia terbagi atas bangsa Melayu Purba dan bangsa Melayu baru. Demikian pula halnya dengan penduduk yang mendiami Daerah Kabupaten Bima, mereka yang menyebut dirinya Dou Mbojo, Dou Donggo yang mendiami kawasan pesisir pantai. Disamping penduduk asli, juga terdapat penduduk pendatang yang berasal dari Sulawesi Selatan, Jawa, Madura, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

Letak
Kabupaten Bima merupakan salah satu Daerah Otonom di Provinsi Nusa Tenggara Barat, terletak di ujung timur dari Pulau Sumbawa bersebelahan dengan Kota Bima (pecahan dari Kota Bima). Secara geografis Kabupaten Bima berada pada posisi 117°40”-119°10” Bujur Timur dan 70°30” Lintang Selatan.[1]

Topografi
Secara topografis wilayah Kabupaten Bima sebagian besar (70%) merupakan dataran tinggi bertekstur pegunungan sementara sisanya (30%) adalah dataran. Sekitar 14% dari proporsi dataran rendah tersebut merupakan areal persawahan dan lebih dari separuh merupakan lahan kering. Oleh karena keterbatasan lahan pertanian seperti itu dan dikaitkan pertumbuhan penduduk kedepan, akan menyebabkan daya dukung lahan semakin sempit. Konsekuensinya diperlukan transformasi dan reorientasi basis ekonomi dari pertanian tradisional ke pertanian wirausaha dan sektor industri kecil dan perdagangan. Dilihat dari ketinggian dari permukaàn laut, Kecamatan Donggo merupakan daerah tertinggi dengan ketinggian 500 m dari permukaan laut, sedangkan daerah yang terendah adalah Kecamatan Sape dan Sanggar yang mencapai ketinggian hanya 5 m dari permukaan laut.

Di Kabupaten Bima terdapat lima buah gunung, yakni:

  1. Gunung Tambora di Kecamatan Tambora
  2. Gunung Sangiang di Kecamatan Wera
  3. Gunung Maria di Kecarnatan Wawo
  4. Gunung Lambitu di Kecamatan Lambitu
  5. Gunung Soromandi di Kecamatan Donggo, merupakan gunung tertinggi di wilayah ini dengan ketinggian 4.775 m.

Batas wilayah
Kabupaten Bima terletak di bagian timur Pulau Sumbawa dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara :Laut Flores
Selatan :Samudera Indonesia
Barat :Kabupaten Dompu
Timur :Selat Sape

Pemekaran 2007
Pada tahun 2007 terjadi pemekaran wilayah dengan penambahan 4 kecamatan baru, yaitu:

  1. Parado
  2. Lambitu
  3. Soromandi
  4. Pali'belo

Dengan adanya pemekaran ini, sekarang Kabupaten Bima memiliki jumlah kecamatan sebanyak 18 wilayah.

Luas wilayah
Luas wilayah setelah pembentukan Daerah Kota Bima berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 2002 adalah seluas 437.465 Ha atau 4.394,38 Km² (sebelum pemekaran 459.690 Ha atau 4.596,90 Km²) dengan jumlah penduduk 419.302 jiwa dengan kepadatan rata-rata 96 jiwa/Km².

Iklim dan cuaca
Wilayah Kabupaten Bima beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan relatif pendek. Keadaan curah hujan tahunan rata-rata tercatat 58.75 mm, maka dapat disimpulkan Kabupaten Bima adalah daerah berkategori kering sepanjang tahun yang berdampak pada kecilnya persediaan air dan keringnya sebagian besar sungai. Curah hujan tertinggi pada bulan Februari tercatat 171 mm dengan hari hujan selama 15 hari dan musim kering terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September dimana tidak tejadi hujan. Kabupaten Bima pada umumnya memiliki drainase yang tergenang dan tidak tergenang. Pengaruh pasang surut hanya seluas 1.085 Ha atau 0,02% dengan lokasi terbesar di wilayah pesisir pantai. Sedangkan luas lokasi yang tergenang terus menerus adalah seluas 194 Ha, yaitu wilayah Dam Roka, Dam Sumi dan Dam Pelaparado, sedangkan Wilayah yang tidak pernah tergenang di Kabupaten Bima adalah seluas 457.989 Ha.

Logo Kabupaten Bima

Baca Selengkapnya | Komentar

Pemandangan (Landscape) Desa Kuta Kecamatan Lambitu, Kabupaten Bima

28/02/13

Pemandangan (Landscape) Desa Kuta Kecamatan Lambitu, Kabupaten Bima
Baca Selengkapnya | Komentar (2)

Makam Tolobali, Situs Sejarah yang Terabaikan

22/02/13


Masuknya Islam di Bima sekitar tahun 7 M sejak Kerajaan Gowa-Tallo (islam) melakukan Ekspedisi di Pantai Timur guna mencegah Hindia Belanda menguasai Pantai Timur (Lombok dan Bima) dan tahun 1609 M kerajaan Gowa berhasil memberikan pengaruh kepada kerajaan Bima dengan ditandai dengan diterimanya agama Islam di Bima serta membuat raja Bima memeluk agama Islam.
Baca Selengkapnya | Komentar (7)

Menggali Potensi Wisata Alam dan Budaya Bima

18/02/13


Terinspirasi dari hasil pertemuan dengan kawan-kawan blogger Bima yang diadakan di Wawo tanggal 17 Februari 2013 kemarin, bahwa minat untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Bima memang masih sangat rendah. 
Baca Selengkapnya | Komentar (3)

View Dari Desa Sambori Kabupaten Bima

11/02/13

View Dari Desa Sambori Kabupaten Bima
Foto by @Tofifoto
Baca Selengkapnya | Komentar (1)

Doro Belo - Bima

08/02/13


Foto View Petak Tambak dari Doro Belo, Bima
Foto by @Tofifoto
Baca Selengkapnya | Komentar (1)

Foto Bima

Lihat Foto Lain»

Destinasi Wisata

Lihat Selengkapnya »

Budaya Bima

Lihat Selengkapnya »

Kuliner Bima

Lihat Selengkapnya »
 
Support : Forum Dou Mbojo | Tofi Foto | Info Mbojo
Copyright © 2007. Mbojo Network, Berita dan Informasi Bima Dana Mbojo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Dominion Rockettheme
Proudly powered by Blogger