Home » , , , , , » Makam Tolobali, Situs Sejarah yang Terabaikan

Makam Tolobali, Situs Sejarah yang Terabaikan


Masuknya Islam di Bima sekitar tahun 7 M sejak Kerajaan Gowa-Tallo (islam) melakukan Ekspedisi di Pantai Timur guna mencegah Hindia Belanda menguasai Pantai Timur (Lombok dan Bima) dan tahun 1609 M kerajaan Gowa berhasil memberikan pengaruh kepada kerajaan Bima dengan ditandai dengan diterimanya agama Islam di Bima serta membuat raja Bima memeluk agama Islam.
Pada Tahun 1635 ketika Sultan Abdul Khair Sirajuddin dinobatkan sebagai Sultan Bima menggantikan ayahnya Sultan Abdul Kahir (1630-1635M), beliau lalu menyiarkan Agama Islam di tanah Bima (Dana Mbojo) dan melanjutkan dasar-dasar Islam yang di tanamkan oleh sang Ayah (Sultan Abdul Kahir), Sultan Abdul Khair Sirajuddin menambahkan satu Majelis dalam pemerintahannya yaitu Majelis Keagamaan (Mahkamatus Syari`ah) yang di jabat oleh Mufti atau Imam Kesultanan yang sebelumnya ada dua Majelis Tureli dan Majelis Hadat (Islam di Bima Drs. Fachrir Rahman M.A).

Dan masa Era pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin atau dengan gelar Ruma Mantau Uma Jati, keadaan Islam di Bima dalam kejayaan, di bidang Politik, Ekonomi, maupun kebudayaan. Bima kedatangan seorang Ulama besar dari Gowa yang bernama Syekh Umar Al-Bantany pada tahun 1673 M, kemudian Syekh Umar Al-Bantany menetap di Bima dan dikenal dengan nama Ruma Sehe Banta (Tuan Guru), beliau mengajarkan semua ilmu Keagamaan ke Sultan yang sekaligus muridnya. Atas kecintaan dan rasa terimakasih sang murid kepada gurunya, Sultan Abdul Khair Sirajuddin memberikan hadiah sebidak tanah kepada Syekh Umar Al-Bantany, akan tetapi Sehe Banta (panggilan orang Bima) menolak pemberian hadiah tersebut dengan alasan bahwa beliau tidak bisa bercocok tanam, kemudian Sultan berpikir memang beliau (Sehe banta) hanya ditakdirkan untuk menyiarkan Agama Islam, lalu sang Sultan mewakafkannya untuk Rakyat bercocok tanam dan sebagaiannya didirikan rumah untuk para Ulama dan Mubaligh Melayu, maka tanah ini di kenal dengan nama Tolobali atau tanah yang dikembalikan.

Ketika Syekh Umar Al-Bantany wafat, untuk menghormati Sehe banta, beliau dimakamkan di Tolobali sebagai tempat peristirahatannya yang terakhir. 
Pada hari Rabu tanggal 22 Zulhijjah 1091 H atau tahun 1681 M, Kesultanan Bima mengalami kedukaan yang mendalam atas meninggalnya Sultan Abdul Khair Sirajuddin Sang Ulama sekaligus Pencerah Kejaayan Islam di bima, kemudian Sultan dimakamkan sebelah kuburan sang Guru Syekh Umar Al-Bantany di Tolobali. (bimakutanahku.com)

Dalam perkembangannya Makam Tolobali ini menjadi situs budaya Bima yang merupakan prasasti sejarah Islam di Bima (Dana Mbojo), dan oleh Pemerintah Kota Bima menjadikannya sebagai salahsatu obyek wisata.
Makam tolobali inipun sudah mengalami beberapa kali renovasi namun dalam perkembangannya mengalami perubahan bentuk dari ornamen bangunan aslinya dulu. 
Idealnya sebelum adanya pemugaran, perbaikan atau renovasi perlu adanya riset untuk meneliti bentuk asli dari sebuah bangunan sejarah atau prasasti, hal ini untuk memberikan gambaran selain untuk memberikan manifestasi sejarah ataupun sebagai acuan seni bangunan pada masa lampau.

Akhir-akhir ini makam tolobali ini terlihat tidak mendapat perhatian dari pemerintah, di beberapa titik bangunan makam ini mengalami kerusakan, yang terparah adalah plang nama yang sudah hancur dan patah. Kondisi ini sangat memprihatinkan untuk kita yang notabene sebagai daerah yang sangat besar pengaruhnya dalam sejarah perkembangan Islam dan kesultanan pada masa lampau, bagaimana tidak untuk merawat makam para mubaligh saja tidak mampu. Disamping itu situs Makam Tolobali ini masuk kedalam bangunan yang dilestarikan karena merupakan salahsatu destinasi kegiatan pariwisata di Kota Bima.

Santabe ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso

Ingin berlangganan via Facebook dan Twitter? Klik Tombol dibawah ini:


Share this article :

7 Komentar:

PutuGiBagi mengatakan...

terima kasih atas informasinya.. mampir balik ke PutuGiBagi

Unknown mengatakan...

Kereeennnnnnnnnn.................

http://tenun-bima.blogspot.com/

macamacam mengatakan...

mungkin rekan-rekan ada yang tahu, makam syeikh umar albantani yang sebelah mana. apakah yang berbentuk rumah atau yang terbuka seperti gambar diatas. kemudian apakah syeikh umar memiliki keturunan dibima. mhn info nya terima kasih. kalembo ade mena

Unknown mengatakan...

Dulu kake saya masih hidup ....sering cerita di kala sore...keturunan nya atau silsilah masih dekat sheiky umar al bantany...tingglnya di talabiu ...dekat bngt dengan lapangan talabiu tinggalnya...cerita kake saya..

Rafiku mengatakan...

Gan..sy boleh mnta nomor wa nya,,?? Mau tnya seputar makam itu

Unknown mengatakan...

Assalamu'allaikum
Teruntuk para pemimpin yang berada dikota bima agar sesegera mungkin memperbaiki makamnya para wali Allah,saya pribadi prihatin melihat makam beliau sayyid Umar Al bantani beliau merupakan walinya Allah dan dibeliau sanad keturunannya Rasulullah s.a.w.

Neville mengatakan...

Saya Pribadi Merasa Perihatin Bangat, Melihat Kuburan /Pemakaman Kerajaan Bima Yang Berada di Tiap Titik. Karna Tidak di Perbaiki Kembali Selama Bertahun-Tahun Belakangan Ini.


Saya Minta Kepada Pemerintah Daerah Agar di Bentuk Kembali Pengurus Atau Yang Merawat Pemakaman KERAJAAN Yang Ada di Daerah Maupun Yang Ada di Luar Daerah.

Terima Kasih

Posting Komentar

Santabe, ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso ta re

 
Support : Forum Dou Mbojo | Tofi Foto | Info Mbojo
Copyright © 2007. Mbojo Network, Berita dan Informasi Bima Dana Mbojo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Dominion Rockettheme
Proudly powered by Blogger