Wisata Budaya di Desa Sambori Kabupaten Bima
Oleh: M. Taufiqurrahman
Latar Belakang
Objek wisata di daerah bima cukup banyak untuk di berdayakan. Berdasarkan data dari dinas Pariwisata, terdapat 35 objek wisata di Kabupaten Bima yang tersebar di hampir seluruh kecamatan. Selain itu posisi geografis Bima yang strategis yaitu jalur persinggahan dari rute pariwisata nasional Jawa-Bali-Lombok menuju NTT menjadikan Bima memiliki potensi yang besar di bidang ekonomi dan pariwisata.
Potensi yang besar ini harus didukung oleh ketersediaan akomodasi seperti hotel dan restoran. Di Kabupaten Bima terdapat 5 buah hotel/losmen dan 15 rumah makan/restoran. Jumlah ini tergolong kecil jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang berkunjung. Biasanya, wisatawan lebih memilih hotel di wilayah kota Bima yang fasilitasnya lebih lengkap.
Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 9 Tahun 2011 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima Tahun 2011-2031, pada pasal 5 menyebutkan Strategi pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis pada potensi alam dan budaya; Strategi pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf h, meliputi:
- Mengembangkan kawasan pariwisata dengan obyek wisata unggulan;
- Mengelola, mengembangkan dan melestariukan peninggalan sejarah purbakala;
- Merevitalisasi nilai-nilai budaya serta situs/cagar budaya yang bernilai historis; dan
- Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan.
Wisata Budaya (etnotourisme) semacam ini mendorong perekonomian rakyat di daerah yang bersangkutan dengan pemberian jasa pelayanan untuk menikmati keindahan alam dan budaya, sekaligus mengajak masyarakat setempat untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Etnotourisme tidak hanya perlu memberikan fasilitas pada wisatawan untuk menikmati pemandangan alam yang indah dari kejauhan, tetapi juga kesempatan seluas-luasnya untuk tinggal (menginap dan hidup) nyaman di tengah lingkungan yang indah itu untuk sementara waktu, agar memperoleh kesan yang mendalam tentang lingkungan setempat, tentunya lingkungan yang bersih. Peminat ekowisata kebanyakan pencinta alam (bagi wisatawan domestik) dan turis asing, yang tidak menuntut fasilitas penginapan yang mewah, makanan enak, dan hiburan malam. Mereka lebih senang ditawari penginapan di rumah penduduk (homestay), dan ingin mencicipi makanan tradisional asli daerah setempat bersama pemilik rumah.
Pengembangan pariwisata, termasuk di dalamnya wisata alam dan budaya dapat memberikan manfaat dan keuntungan, yaitu: meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperan secara aktif dalam pelestarian lingkungan dan pelestarian budaya; pertukaran latar belakang budaya yang berbeda; membuka kesempatan kerja dan berusaha; meningkatakan pendapatan masyarakat dan daerah.
Oleh Karena itu perlu direncanakan sarana dan prasarana penunjang untuk menunjang peningkatan nilai jual obyek-obyek dan kegiatan periwisata tersebut, hal ini agar tercipta stabilitas lingkungan sosial dan lingkungan alam yang akan menunjang pelaksanaan pariwisata tersebut. Misalkan dengan mewadahi produk-produk tradisional masyarakat tersebut seperti kerajinan tradisional atau tarian rakyat dengan menyediakan sarana latihan dan gedung (sanggar) festival untuk memperkenalkan dan melaksanakan pertunjukan.
Tujuan dan Sasaran:
Untuk menciptakan destinasi dan atraksi lain dalam kegiatan wisata di Kabupaten Bima dengan mengembangkan atau menciptakan kegiatan wisata yang baru dengan konsep etnotourisme (wisata budaya), salah satu strategi yang dapat ditempuh dalam memenuhi optimalisasi tersebut adalah melalui penentuan strategi dan kebijakan untuk mengembangkan Desa Sambori sebagai desa wisata berbasis budaya. Adapun lagkah-langkah yang akan dilakukan adalah dengan tujuan :
- Mengetahui apa saja potensi budaya masyarakat Sambori.
- Bagaimana pola aktivitas budaya masyarakat Sambori.
- Bagaimana Pola ruang aktivitas budaya Desa Sambori.
Sasaran yang harus dicapai dalam pengembangan wisata khususnya budaya tersebut adalah dengan mengidentifikasi komponen, aspek-aspek budaya Desa Sambori dengan cara:
- Inventarisasi potensi wisata adat (budaya) di Desa Sambori, meliputi tari-tarian, nyanyian, upacara adat, upacara keagamaan, permainan rakyat, souvenir atau kerajianan yang khas dari Desa Sambori.
- Identifikasi unsur-unsur kebudayaan masyarakat asli di Desa Sambori, dengan unsur budaya tersebut dapat memberikan suasana khas pada pola aktivitas yang akan dimunculkan dalam wisata budaya (etnoturisme).
- Mengklasifikasi bentuk atraksi yang ada di desa Sambori ke dalam 3 klasifikasi serupa apa yang bisa dilihat, dibeli dan yang bisa dilakukan oleh wisatawan.
- Pola bentuk kegiatan aktivitas wisata budaya di Desa Sambori.
- Pola ruang dan pola pergerakan aktivitas wisata budaya di Desa Sambori.
Analisa invenstarisasi potensi budaya di Desa Sambori
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yakni inventaris potnsi budaya masyarakat Sambori pola ruang budaya masyarakat Sambori yang ingin dimunculkan dalam laporan ini, sebelumnya perlu adanya klasifikasi potensi budaya dan ruang budaya tersebut ke dalam 3 klasifikasi yaitu something to see, something to do, something to buy
Tabel Variabel dan Tolok Ukur Atraksi Wisata Budaya
Variabel
|
Tolok
Ukur
|
Something to
see
|
|
Something to
do
|
|
Something to
buy
|
Dari variabel dan tolok ukur diatas maka dapat di klasifikasikan beberapa inventaris budaya masyarakat Desa Sambori.
Ada sesuatu yang bisa dilihat (something to see):
Di Desa Sambori terdapat potensi yang bisa dimunculkan untuk melakukan dan mengembangkan wisata khususnya budaya. Dalam hal ini potensi yang bisa dilihat wisatawan tersebut dalam kategori: Alam, bangunan tradisional, seni/kreasi dan aktivitas masyarakat.
Alam: Rasa (kampung), Woha’arak (hutan adat), So (lahan pertanian di perbukitan), Bangga (persawahan di lembah), Oma (ladang di perbukitan).
Bangunan tradisional: Uma Lengge, Uma Jompa.
Tari-Tarian: Kalero, Mpa'a Manca, Mpa'a Lanca, Kareku Kandei, Ntumbu, Belaleha, Kuntao/Gentao, Arugele, Nyanyian Bola La Mbali dan Mangge Ila.
Upacara Adat: Pamali manggodo.
Ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do):
Tapa Gala, Mpa’a Ngge’e Dan Kali Amba, Ampa Fare, Busana Sambori, Menenun, Pamali Manggodo & Arugele.
Ada sesuatu yang dapat dibeli (something to buy):
Waku (Lupe), Saduku, Kula, Kula Baku, Kaleru, Dipi Fanda, Wonca & Doku,
Sarau, Tare, Sadopa, Kain dan Kreasi tenunan Sambori.
Bersambung
Santabe ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso
0 Komentar:
Posting Komentar
Santabe, ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso ta re