Jenis dan Tingkatan Bahasa
Aksara bahasa Bima banyak persamaan dengan aksara
Makasar kuno dan apabila kedua aksara tersebut dibandingkan dengan aksara
sansekerta, maka dapat dipastikan asal usul keduanya berasal dari aksara
sansekerta (Zollinger).
Pada masa ini bahasa Bima terdiri dari 3 tingkat, yaitu tingkat
halus/bahasa istana, tingkat menengah yaitu bahasa sehari-hari dan tingkat
rendah/kasar. bahasa dengan symbol tetap digunakan. Dikenak pula tingkatan bahasa berdasarkan umur.
Beberapa contoh tingkatan
bahasa Bima adalah sebagai berikut :
Halus/Istana
|
Menengah
|
Kasar/rendah
|
Bahasa Indonesia
|
Tando
Otu
Mbora
Rambo ade
Ilo
Made ilo
Lolu
Bue
Kalende
Ncaba kalende
Sara
|
Ngaha
Maru
Made
Supu
Mada
Mbuda
Honggo
Tangge rima
Loko
Nggana
pamerenta
|
Hoba/lohi ra’a
Maba timba
Made ncaki
-
Isi mada
Mbuda ncaki
Bulunao
-
wosa/balase
-
-
|
Makan
Tidur
Mati
Sakit
Mata
Buta
Rambut
Jari (tangan)
Perut
Melahirkan
pemerintah
|
Sumber : H. Abdullah Tajib, BA (Sejarah Bima Dana Mbojo,
1992)
Dalam
pembicaraan dengan orang lain dilakukan dengan memperhatikan tingkatan umur
orang yang diajak berbicara.
Sapaan Pengganti Nama
|
Penyebutan Nama
|
|||
Kekerabatan dengan
orang yang lebih tua
|
Kekerabatan dengan
orang yang seumur/kebawah
|
Arti
|
Kekerabatan dengan
orang yang lebih tua
|
Kekerabatan dengan
orang yang seumur/kebawah
|
Mada
Ita
Ita doho
|
Nahu
Nggomi
Nggomi doho
|
Saya
kamu
kalian
|
Hamid = Hima
Umar = Emo
Aminah = Mene
|
Hamid = Hami
Umar = Uma
Aminah = Mina
|
Sumber : ....(Drs. M.
Yasin Darsono)
Selain itu, pengaruh Islam yang dibawa oleh Gowa menghasilkan penggunaan
bahasa arab. Sejak masa pemerintahan Sultan II Sultan Abdul Khair Sirajuddin
(1640-1682 M), dibuat suatu kebijaksanaan untuk mengganti aksara Mbojo dengan
aksara Arab Melayu. Bahasa ini sangat dianjurkan untuk berinteraksi dengan
masyarakat lainnya. Bahkan dalam hal surat menyurat dan berhubungan dengan orang luar, kesultanan menggunakan
bahasa arab-melayu. Beberapa contoh penggunaan kata-kata dalam bahasa arab
adalah: penggunaan kata sahibul hajat (orang yang mempunyai acara/hajatan);
penggunaan nama-nama Islam untuk nama orang seperti abdullah, Aminuddin,
Ismail, dan lain-lain; penggunaan tanggalan Islam/hijriah seperti rabi’ul awal,
Zulhijah, Syawal, dan lain-lain; penggunaan kata Qualuhul Haq
(perkataan/keputusan yang benar) pada setiap surat keputusan sultan, dan
sebagainya.
Masyarakat Bima, mengikuti perkembangan dalam berinteraksi dan bergaul
menggunakan kelompok bahasa Bima baru yang lazim disebut nggahi Mbojo dan
bahasa arab. Bahasa Bima baru atau Nggahi Mbojo dipergunakan oleh masyarakat
umum di Bima dan berfungsi sebagai
bahasa ibu. Bagi masyarakat Bima lama, bahasa Bima berfungsi sebagai
bahasa pengantar guna berkomunikasi dengan orang lain di luar kalangan mereka.
Sistem
Bahasa di Bima, Pada
Fase Kesultanan
No
|
Jenis
|
Penggunaan
|
1
2
|
Jenis bahasa
Bahasa Mbojo
Bahasa dengan simbol
Arab
Tingkatan bahasa
Berdasarkan status sosial
Berdasarkan umur
|
Digunakan sehari-hari dalam berhubungan dengan anggota
masyarakat lainnya Dimana saja (tidak ada tempat khusus)
Berupa sebiji buah kemiri, buah asam dan daun sirih.
Digunakan untuk pernyataan maaf dan pelamaran diterima atau tidaknya sesuai dengan
penerimaan atau penolakan terhadap benda-benda tersebut.
Dijadikan sebagai bahasa resmi untuk berhubungan dengan
masyarakat luar Bima. Digunakan oleh para bangsawan dan pejabat istana.
Masyarakat dianjurkan untuk menggunanakan bahasa ini.
Bahasa halus, sedang, kasar
Umur lebih tua dan sebaya
|
Sumber : literature dan wawancara
Penggunaan
Bahasa
Dalam berbahasa,
masyarakat Bima dianjurkan untuk berbahasa
halus tanpa memandang dari mana kalangan orang tersebut. Kalangan Istana,
kalangan menengah maupun budak sekalipun akan sangat dihargai bila dapat
berbahasa dengan halus. kalangan istana sebaiknya tidak menggunakan bahasa
menengah apalagi bahasa kasar. Kalangan orang biasa dianggap wajar bila
menggunakan bahasa menengah tapi dianggap tidak sopan bila menggunakan bahasa
kasar. Sedangkan kalangan rendah dianggap berbahasa kasar diantara kalangannya.
Santabe ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso
5 Komentar:
Masih banyak nilai-nilai budaya yg tidak saya ketahui tentang Bima, memalukan memang.. terimakasih atas infoemasi-informasi yang ada di blog ini...
Salam maja labo dahu. kalembo ade
http://tofifoto.blogspot.com/
informasi menarik seputar Bima..
salam kenal
Kunjungan blogwalking.
Sukses selalu..
kembali tak lupa mengundang juga rekan blogger
Kumpul di Lounge Event Blogger "Tempat Makan Favorit"
Salam Bahagia
terimakasih kunjungannya semoga bermanfaat utk kelangsungan budaya Indonesian, Khususnya di Bima
great site! media yg sangat bagus untuk promosi budaya. salut...
Sangat membantu untuk tugas kuliah. Terima kasih bang
Posting Komentar
Santabe, ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso ta re