Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bima mengadakan Sosialisasi Sadar Wisata dan Sapta Pesona Tingkat Pelajar, di pantai Kalaki Kabupaten Bima, Minggu (29/4) pagi, menjadikan suasana pantai sedikit berbeda dengan hari-hari biasanya.
Pantai Kalaki biasanya hanya dipenuhi masyarakat umum yang menikmati liburan, tapi pada pagi itu ada nuansa baru yang tampak yakni banyak pelajar dari berbagai sekolah ikut meramaikan pantai yang terletak antara Bandara Muhammad Salahuddin Kabupaten Bima dengan Kota Bima.
Acara sosialisasi yang dihadiri secara khusus Bupati dan Wakil Bupati Bima, Camat Belo, Camat Wawo, Kepala BKD, pejabat dan staf Disbudpar tersebut, mengusung tema "Sosialisasi Sadar Wisata dan Sapta Pesona untuk terwujudnya Bima sebagai Daerah Tujuan Wisata yang berbasis Budaya dan Ramah Lingkungan".
Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain, saat membuka acara, memberikan gambaran bahwa semua budaya dan tradisi kita yang merupakan warisan luhur nenek moyang perlu dilestarikan. “Pemerintah, sangat peduli terhadap masalah tersebut. Jangan sampai, apa yang kita miliki punah," katanya.
Termasuk budaya rimpu, yaitu sarung yang dipakai untuk menutup kepala, hanya bagian wajah dan atau mata yang kelihatan, dan badan bagi kaum perempuan Bima, kita lestarikan. Misalnya melalui lomba bagaimana cara memakai rimpu yang benar.
Bupati juga menceritakan, bahwa tiap tahun pemerintah mengikuti kegiatan festival keraton nusantara. Termasuk, mencetak brosur-brosur pariwisata. Semuanya, adalah upaya untuk mempromosikan Bima di kancah wisata dunia.
"Daerah Bima adalah segitiga emas pariwisata dunia, karena di bagian barat ada daerah Bali/Lombok, di bagian utara ada Makassar dan di timur ada pulau Komodo,” katanya.
Sementara itu, Kadis Dikbudpar Kabupaten Bima H. Nurdin, di hadapan pelajar dari SMAN 1 Woha, SMAN 1 Belo, SMKN 2, SMA Kae Woha, guru pembina dan kelompok Sadar Wisata Pantai Kalaki, mengatakan tujuan sosialisasi adalah untuk memberikan pemahaman dini kepada remaja tentang kepariwisataan dan kebudayaan.
"Sosialisasi ini penting, agar para remaja tidak kaget dengan perkembangan pariwisata nantinya," urai Nurdin. Di samping itu, sosialisasi dihajatkan untuk memberikan masukan kepada kelompok sadar wisata untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan terkait industri pariwisata kreatif.
"Harusnya, dengan pertumbuhan pariwisata, masyarakat mampu melihat peluang-peluang usaha untuk meningkatkan ekonomi," jelas Nurdin.
Selain Kadis Budpar, Mahfud M. Jafar dari Polres Bima yang menjadi salah narasumber dalam sosialisasi, mengingatkan agar para remaja tidak terlena dengan kemajuan pariwisata, "Nah, jangan sampai adik-adik pelajar terlena. Ikut budaya ke barat-baratan. Sampai lupa dengan adat istiadat sendiri," katanya.
Makanya, ia mengharapkan kepada para pelajar untuk tetap belajar mengenal budaya dan adat istiadat daerah kita.
Ketua Panitia Amiruddin, yang juga menjabat Kabid Pengawasan dan Pengendalian Kepariwisataan, saat memberikan materi mengatakan, sapta pesona merupakan jabaran konsep sadar wisata yang terkait dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata.
Untuk mewujudkannya, tentu dengan Sapta Pesona itu sendiri. Amir menjelaskan, kalau dijabarkan masing-masing unsurnya, seperti menciptakan lingkungan yang aman, lingkungan yang tertib bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan, menciptakan lingkungan yang bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Hal yang penting juga, adalah bagaimana menciptakan lingkungan yang indah, misalnya, adik-adik menjaga keindahan objek wisata. Jangan sebaliknya, dirusak, dicorat coret, diambil dan dicuri. Kita juga harus berlaku ramah. "Tuan rumah yang baik harus sopan dan santun bagi para pengunjung," ungkap Amir.
Sementara itu, salah satu peserta mengkritik banyaknya sampah yang berserakan di sepanjang pantai Kalaki. Menjawab ini, Kadis Pariwisata, mengatakan, itulah tugas kita bersama.
Sumber: kominfo
Follow Twitter @Info_Mbojo & Facebook Info_Mbojo
0 Komentar:
Posting Komentar
Santabe, ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso ta re