Home » » Pengembangan Pariwisata Bima

Pengembangan Pariwisata Bima


Pagi tadi (26 Februari 2019) saya diundang oleh Pemerintah Kabupaten Bima untuk Rapat Koordinasi membahas arah pengembangan pariwisata Kabupaten Bima. 

Ada beberapa narasumber dan pemerhati yang berbicara dalam pertemuan ini, namun karena keterbatasan waktu maka saya tidak mendapat kesempatan untuk menyampaikan beberapa pandangan terkait kepariwisataan di Bima khususnya Kabupaten Bima  dari perspektif tata ruang sesuai disiplin ilmu saya (Planologi).

Maka daripada apa yang sudah ada dalam otak saya menjadi sampah inspirasi yang tidak menemukan wadah untuk menjadi aspirasi mending saya tuangkan saja dalam sebuah tulisan.
Mudah-mudahan bermanfaat.

Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 9 Tahun 2011 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bima Tahun 2011-2031 (Saya tidak tahu ada revisi RTRW apa belum), pada pasal 5 menyebutkan Strategi pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis pada potensi alam dan budaya; Strategi pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf h, meliputi:

✓ Mengembangkan kawasan pariwisata dengan obyek wisata unggulan;

✓ Mengelola, mengembangkan dan melestariukan peninggalan sejarah purbakala;

✓ Merevitalisasi nilai-nilai budaya serta situs/cagar budaya yang bernilai historis; dan

✓ Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan.

Maka langkah awal yang bisa dilakukan oleh kita (Pemerintah Daerah) atau dinas terkait adalah menginventarisasi potensi wisata yang ada di kabupaten Bima. Kemudian membuat klasifikasi berdasarkan kriteria bisa dikembangkan, dikembangkan dg syarat dan tidak bisa dikembangkan, dengan beberapa variabel seperti aksesibilitas, kelayakan lahan, fungsi lahan, sarana prasarana dll).

Dari klasifikasi tersebut bisa menjadi acuan untuk penetapan prioritas pengembangan yang dalam pelaksanaannya dilakukan sendiri atau ditawarkan kepada investor.

Dalam kegiatan kepariwisataan yang bisa dikembangkan di Kabupaten Bima, ada beberapa jenis wisata, yakni berupa:
- Wisata Alam/ekoturism
- Wisata Budaya/etnoturism
- Wisata Sejarah

Setelah inventarisasi dan penentuan skala prioritas pengembangan dilaksanakan kemudian menentukan Target pasar pada kegiatan pariwisata yang meliputi:
- Wisatawan Mancanegara
- Wisatawan Domestik
- Wisatawan Lokal

Analisa Tren Pariwisata.
Klasifikasi motivasi wisatawan:
- something to see
- something to do
- something to buy

Dalam analisa ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran kebutuhan pasar wisata, dan tren wisata yang sedang digemari saat ini, dan dari analisa kebutuhan pasar pariwisata ini menjadi acuan untuk penyediaan sarana prasarana kegiatan wisata, meliputi:
- pengembangan obyek wisata
- penyediaan fasilitas wisata
- sarana prasarana penunjang 

Keseriusan Pemda menggarap sektor pariwisata sangat dibutuhkan untuk menggenjot sektor pariwisata di Kabupaten Bima kalau ingin menjadikan pariwisata sebagai primadona sumber PAD kabupaten Bima.

Ada beberapa catatan yang bisa saya garisbawahi terkait program pengembangan wisata di Kabupaten Bima.

1. Optimalisasi aksesibilitas, sarana prasarana, keamanan, kenyamanan, kebersihan, fasilitas dan promosi.

2. Festival: Event yang dilakukan selama ini semua sama saja, atraksi yg disuguhkan. Kita harus mulai membuat tema event berdasarkan karakteristik wilayah masing2 event, contoh sape dg parise buncu, atau bulan kalu, sape sari dengan soka nya dll.

3. Lengge sambori hancur, masyarakat tidak merasa itu lengge mereka. Beberapa tahun yang lalu saya pernah berbicara dengan beberapa masyarakat Sambori terkait keberadaan Lengge di sana yang dibangun oleh pemerintah melalui proyek pengadaan. Namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan oleh masyarakat, dari bentuk lengge yang dibuat jauh dari bentuk Uma Lengge yang mereka punya selama ini, sehingga masyarakat tidak ikut merawat lengge tersebut sampai sekarang menjadi hancur.

Lariti
Lariti menjadi  primadona wisatawan domestik dan lokal akhir-akhir ini, pada puncaknya di hari libur, Lariti dipenuhi oleh pengunjung sampai membludak.
Namun masalah timbul, pengunjung mengeluhkan banyaknya "retribusi" yang harus dibayarkan oleh pengunjung. Mulai dari portal masuk, parkir, barugak, toilet, hingga pintu masuk pulau kecil di Lariti.
Ini menjadi masalah serius terkait kenyamanan pengunjung. 
Seharusnya dilakukan satu tiket untuk semua.

Terabas 
Terabas menjadi  dua mata pisau akhir  akhir ini, salahsatunya sisi berdapampak positif sebagai ajang promosi pariwisata daerah, namun di sisi lain keberadaannya mengancam dari sisi lingkungan. Pemahaman beberapa oknum tentang kawasan konservasi masih sangat rendah sehingga mereka tidak tahu jalur mana yang bisa mereka lalui dan tidak bisa dilalui.
Pemerintah harus hadir untuk mengatasi ini, pemerintah daerah bisa mengeluarkan perda atau perbup untuk mengatur penyelanggaraan event terabas, misalkan untuk pengaturan jalur terabas dan pengaturan ijin penyelenggaraan event terabas, dengan melibatkan instansi terkait seperti BLH, KSDA dll, untuk mengevaluasi ijin event, kawan-kawan komunitas  terabas juga sudah harus memiliki peta zona kawasan kabupaten Bima, sebagai panduan penetapan jalur  terabas. Dalam pengajuan untuk mendapat izin  atau rekomendasi event terabas mereka menyertakan peta jalur terabas.

Sirkulasi Uma Lengge panda. 
Pembangunan uma lengge tidak memperhatikan sirkulasi lalulintas. Membuat masyarakat harus melawan jalur, karena tidak ada jalur terdekat untuk putar arah, kecuali pengunjung memutar ke arah Kalaki yang jaraknya jauh dari taman panda.

Desa budaya, pemerintah harus punya formula utk menstimulasi masyarakat utk melestarikan budaya mereka, contoh hasil kreasi budaya mereka berupa anyaman, tenunan dll dengan dicarikan pasar, untuk tarian-tarian pemerintah harus membantu mereka dengan membangun sanggar-sanggar dan pelatihan.

Dari semua yang sudah dijelaskan di atas pemerintah juga sudah harus memikirkan pengadaan peta lokasi pariwisata di kabupaten Bima, yang kemudian bisa dipakai sebagai sarana promosi wisata bisa dalam bentuk baligho, brusur maupun display tv di bandara atau pelabuhan.

Share this article :

0 Komentar:

Posting Komentar

Santabe, ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso ta re

 
Support : Forum Dou Mbojo | Tofi Foto | Info Mbojo
Copyright © 2007. Mbojo Network, Berita dan Informasi Bima Dana Mbojo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Dominion Rockettheme
Proudly powered by Blogger