Kebudayaan di Bima mengalami beberapa kali perubahan baik karena adanya perubahan dalam masyarakat itu sendiri (intern) maupun karena dipengaruhi oleh masyarakat pendatang.
Unsur-unsur kebudayaan asli dan unsur-unsur kebudayaan masyarakat pendatang masing-masing menghasilkan pengaruh terhadap sistem hidup dan perilaku hidup masyarakat Bima. Sehingga memberikan ciri khas pada kebudayaan di Bima yang membedakannya dengan kebudayaan lainnya di nusantara, sebagaimanan yang dapat dijelaskan pada fase-fase kebudayaan sebagai berikut.:
- Fase Ncuhi yang merupakan fase dimana kehidupan berbudaya masyarakat di Desa Maria menunjukkan kebudayaan Dou Donggo yang merupakan suku asli Bima. Kehidupan kebudayaan masih asli tanpa campur tangan pihak luar. Pada fase ini, unsur kebudayaan pokok masyarakat adalah menyembah roh-roh nenek moyang (parafu) serta sistem bercocok tanam berladang berpindah dan sawah tadah hujan.
- Fase Kerajaan merupakan fase mulai adanya pengaruh dari pendatang, dalam hal ini pendatang dari Jawa berupa masuknya kebudayaan Jawa Kuno. Pada fase ini, kebudayaan asli di Maria tidak mengalami perubahan yang berarti. Hal ini dikarenakan adanya kesamaan dalam beberapa unsur kebudayaan pokok seperti cara bercocok tanam, bahasa, dan sistem religi.
- Fase Kesultanan merupakan fase sebagai titik tolak perubahan kebudayaan masyarakat Maria dari kebudayaan Dou Donggo menjadi kebudayaan Dou Mbojo. Hal ini ditandai dengan adanya penerimaan terhadap Agama Islam sebagai agama resmi di Kerajaan Bima. Nilai-nilai Islam menjadi pedoman tidak hanya dalam hubungan antara manusia dengan Tuhannya namun juga menjadi pedoman dalam mengatur hubungan antara manusia dengan manusia dan manusia dengan alam yang dalam hal ini terwudud dalam nilai-nilai budaya, aktifitas budaya dan benda-benda budaya. Ciri kebudayaan Dou Mbojo juga terlihat dari sifat kebudayaan yang lebih fleksibel menerima pengaruh kebudayaan masyarakat pendatang selama tidak bertentangan dengan Agama Islam. Pada fase ini, kebudayaan masyarakat Maria didominasi oleh kebudayaan Minangkabau dan Makasar yang telah lebih dahulu memeluk Agama Islam dan membawa nilai-nilai budaya yang bernafaskan Islam ke Desa Maria.
- Fase Penjajahan Belanda tidak membawa perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat walaupun ada beberapa unsur kebudayaan Belanda yang diambil oleh masyarakat Maria sebagai bagian kebudayaannya. Belanda berusaha melanggengkan kekuasaannya dengan menggunakan pengaruh penguasa lokal dalam arti penguasa lokal tetap menjadi pemimpin dalam menjalankan misi Belanda. Belanda berusaha sedapat mungkin tidak terlalu ikut campur dalam kehidupan berbudayaan masyarakat untuk menghindari adanya perlawanan keras dari masyarakat Bima (baca : Maria). Pengaruh Belanda tidak terlalu besar karena misi utama Belanda adalah bersifat komersil (kekayaan), kalaupun ada misi keagamaan masyarakat Maria lebih cenderung mempertahankan Agama Islam sebagai agamanya. Sehingga unsur kebudayaan yang mendapat pengaruh dari Belanda lebih cenderung pada unsur kebudayaan yang dapat lebih memperlancar misi komersilnya seperti pengenalan perkebunan, berbagai fasilitas, serta sarana dan prasarana jalan.
- Fase sekarang merupakan fase kebudayaan yang menggambarkan kebudayaan pada fase kesultanan. Hanya saja dalam sistem pemerintahannya tidak lagi bersifat kerajaan/kesultanan tapi bersifat administrasi (Kabupaten, Kecamatan, Desa). Pada fase ini masyarakat di Desa Maria tidak hanya DouMbojo tapi lebih bervariasi dari berbagai etnis, yaitu dari Makasar, Sumbawa, Lombok, Bali, Jawa dan Kalimantan. Pengaruh kebudayaan masyarakat pendatang tidak terlihat, malah sebaliknya masyarakat pendatang menyesuaikan atau menjadikan kebudayaan Maria sebagai kebudayaan miliknya atau terjadi asimilasi kebudayaan Maria dalam kehidupan masyarakat pendatang. Hal ini disebabkan karena adanya kesamaan dalam beberapa unsur kebudayaan Maria dengan kebudayaan masyarakat pendatang. Dalam hal ini, Maria telah mengalami beberapa kali akulturasi dengan kebudaayaan masyarakat pendatang dalam beberapa fase. Selain itu, adanya kesamaan dalam sejarah seperti : pernah dijajah oleh Belanda, mengalami penyebaran Aama Islam melalui perdagangan, perkawinan, dan dakwah secara jelas/terang-terangan. Penyebab lain dikarenakan asal dari masyarakat pendatang yang bervariasi tapi memiliki jumlah sedikit sehingga penerepan kebudayaan dalam kehidupan kebudayaan yang lebih merupakan kesepakatan sekelompok orang (dari tempat asal masing-masing pendatang) sulit dilaksanakan.
Santabe ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso
0 Komentar:
Posting Komentar
Santabe, ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso ta re