Mengenal Uma Lengge

Luas areal objek : Luas Situs : 1.500 M x 1500 M
Luas bangunan : 2,5 M x 2,5 M
Di Kabupaten Bima terdapat rumah tradisional yang disebut “Uma Lengge”. Uma berarti berarti rumah dan lengge berarti mengerucut/pucuk yang menyilang. Uma lengge merupakan rumah tradisional peninggalan nenek moyang suku Bima.

Secara umum struktur uma lengge berbentuk kerucut setinggi 5 cm sampai 7 cm, bertiang 4 dari bahan kayu, beratap alang-alang yang sekaligus menutupi tiga per empat bagian rumah sebagai dinding dan memiliki pintu masuk dibagian bawah atap, terdiri atas atap uma atau butu uma yang terbuat dari alang-alang, langit-langit atau taja uma yang terbuat dari kayu lontar, serta lantai tempat tinggal terbuat dari kayu pohon pinang atau pohon kelapa. Pada bagian tiang uma juga digunakan kayu sebagai penyanggah, yang fungsinya sebagai penguat setiap tiang-tiang uma lengge.

Uma lengge terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama dipergunakan untuk menerima tamu dan kegiatan upacara adat, lantai kedua berfungsi sebagai tempat tidur sekaligus dapur, sementara itu lantai ketiga digunakan untuk menyimpan bahan makanan, seperti padidan lain-lain.

Secara geografis uma lengge berlokasi di tiga tempat yaitu di Desa Maria Kecamatan Wawo, Desa Mbawa Kecamatan Donggo dan Desa Sambori Kecamatan Lambitu. Rumah tradisional Bima khususnya di wilayah Mbawa dan Padende (Donggo) disebut uma Leme. Dinamai demikian karena rumah tersebut atapnya lebih runcing daripada uma lengge. Di Kecamatan Donggo juga terdapat lengge, meskipun memiliki sedikit perbedaan dengan uma lengge yang ada di Sambori maupun uma lengge yang ada di Wawo.

Khusus untuk uma lengge Sambori pintu masuknya terdiri dari 3 daun pintu yang berfungsi sebagai bahasa komunikasi dan sandi untuk para tetangga dan tamu. Jika daun pintu lantai pertama dan kedua di tutup, ini menunjukkan bahwa yang punya rumah sedang berpergian tapi tidak jauh dari rumah. Tetapi jika ketiga pintu ditutup, berarti pemilik rumah sedang berpergian jauh dalam tempo yang relatif lama. Ini merupakan sebuah kearifan lokal yang sudah ditunjukan oleh para leluhur suku Bima. Tertutupnya pintu merupakan sebuah pesan yang disampaikan secara tidak langsung oleh si empunya rumah bahwa dia sedang tidak ada di rumah. Disamping itu, tamu atau tetangganya tidak perlu menunggu terlalu lama karena sudah ada isyarat dari daun pintu tersebut.

Seiring perubahan zaman dimana masyarakat lebih memilih tinggal di rumah yang lebih luas dan nyaman maka keberadaan uma lengge ini sudah semakin terkikis dan tertinggal. Fungsinya pun sudah dialihkan sebagai lumbung padi dan terpisah dari rumah penduduk. Seperti halnya uma lengge yang ada di Desa Maria Kecamatan Wawo, uma lengge sudah ditempatkan dan dikelompokkan jauh dari areal rumah penduduk. Hal ini dimaksud untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti ketika ada kebakaran atau bencana lain. Bila rumah tempat tinggalnya terbakar maka masih ada uma lengge sebagai lumbung yang menjadi hartanya atau sebaliknya. (khusnulhatimah)


Follow Twitter @Info_Mbojo & Facebook Info Mbojo


My Great Web page
Share this article :

1 Komentar:

Unknown mengatakan...

Tempat Wisata yang Menabjubkan Heb,.
Bisa Mengenal Sejarah dan Budaya Masyarakat Mbojo.
(Maja Labo Dahu)

I lOVE MBOJO

Posting Komentar

Santabe, ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso ta re

 
Support : Forum Dou Mbojo | Tofi Foto | Info Mbojo
Copyright © 2007. Mbojo Network, Berita dan Informasi Bima Dana Mbojo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Dominion Rockettheme
Proudly powered by Blogger