Home » , , , , » Dou Mbojo Vs Dou Belanda

Dou Mbojo Vs Dou Belanda


Eksistensi Kesultanan Bima sama halnya dengan daerah lain di indonesi sampai kemerdekaan. Sebelum Belanda menguasai Bima, Makssar telah menjalin hubungan diplomatik dibidang pemerintahan, perdagangan, kebudayaan, politik, keagamaan, dan kekeluargaan. Terjalinnya hubungan Makassar dngan kerajaan – kerajaan yang ada di Indonesia bagian timur Belanda semakin tumbuh kebencian pada Makassar dengan melakukan penyerangan untuk menundukkan. Usaha Kesultanan Bima meningkat menjadi pimpinan tentara Gowa dalam menyerang suatu daerah. 
Setelah diadakan perjanjian Bongaya 1667, Bima menjadi daerah taklukan Belanda, akan tetapi pada abad ke XVII sampai abad ke XIX Kesultanan Bima belum pernah mencampuri urusan Pemerintahan di Bima dan peluang itu digunakan oleh Sultan utuk memperkuat kedudukannya. Upaya yang dilakukan adalah memerluas wilayah kekuasaan dengan cara meneyebarkan ajaran Agama Islam, seperti didatangkan Mubaliq-mubaliq dari mingkabau untuk membantu menyebarkan agama Islam. Upaya yang dilakukan kesultanan Bima melalui melaui cara damai sehingga dengan mudah diterima oleh daerah lain di bagian timur kerajaan Bima.

Merupakan klimaks dan kulminasi satu kegelisahan dan ketegangan sosial yang tumbuh didalam masyarakat Bima sebagai produk suatu proses perkembangan politik, sosial, ekonomi dan cultural akibat kontak bersejta dengan Belanda yang menggonjangkan susunan masyarakat dan mengancam nilai-nilai tradisional serta agama yang berlaku dalam masyarakat. Pada tahun 1906 Belanda memaksa Sultan Ibrahim untuk menandatangani kontrak politik Pajak yaitu memperbaharui perjanjian Bongaya di makassar tahun 1667, walaupun perjanjian ini diterima oleh Sultan Ibrahim dengan terpaksa akan tetapi tidak semua dewan pemerintah atau dewan paruga Suba yang menyetujui. Dewan Paruga Suba yang tidak menyetujui keputusan ini mengeluarkan pendapat bahwa kedatangan Belanda akan mengganggu kehidupan masyarakat yang selama ini taat pada Undang Undang Kesultanan Bima. Kelompok dewan paruga Suba yang tidak menyetujui kedatangan Belanda ini terkenal dengan istilah, ”Ruma Makalosa Weki,” yang berarti bngsawan-bangsawan keluar menentang Sultan. Kelompok ini memisahkan diri dari lingkungan Istana dan berdiam ditengah-tengah rakyat.

Tumbuhnya Sejarah diberbagai daerah Indonesia dapat mendorong peneliti untuk melakukaan penelitian, bahwa Sejarah Lokal atau daerah memegang peranan penting dalam perkembangan Sejarah nasional dewasa ini. Sejarah lokal lebih banyak mengandung makna yang mikro, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa sejarah lokal memberikan ruang gerak secara makro, karena merupakan pantulan dari sejarah nasional. Artinya sejarah lokal merupakan cikal bakal dari sejarah nasional. Demikian adanya di daerah kabupaten Bima telah tumbuhnya suatu pemerintahan yang awal mula diperintah oleh Ncuhi dan perkembangan sejarah selanjutnya menjadi diperintah oleh Kerajaan atau Sultan ketika pengaruh Islam pada sekita abad 17. Tumbuh dan perkembangan Sejarah Kesultana Bima di kawasan tengah pulau indonesia atau di ujung timur pulau indonesia telah mewarnai peristiwa sejarah, baik di daerah Makassar – Bugis, Flores, Maluku, Ambon maupun di pulau sekitarnya.
Namun sayang peristiwa yang sangat bersejarah ini sangat kurang digemari oleh masyarakat pendidik Bima itu sendiri sehingga di sebagian daerah indonesia kurang mengenal Sejarah Kerajaan/Kesultanan Bima. Lain halnya ketika Imperalisme Belanda melakukan penjelajahan samudra dan sampailah di Bima. Akibatnya terjadi konflik dengan masyarakat Bima dan Sultan, karena Belanda telah melakukan Monopoli Perdagangan Rempah – rempah melalui VOC. Hal itu tidak tinggal diam maka kemarahan rakyat Sultan semakin memuncak dan ahirnya terjadilah perang bersama dengan Sulawesi Makssar menentang Belanda.

Drs. Hafid, Dosen Sejarah FKIP UMM



Follow Twitter @Info_Mbojo & Facebook Info Mbojo


My Great Web page
Share this article :

0 Komentar:

Posting Komentar

Santabe, ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso ta re

 
Support : Forum Dou Mbojo | Tofi Foto | Info Mbojo
Copyright © 2007. Mbojo Network, Berita dan Informasi Bima Dana Mbojo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Dominion Rockettheme
Proudly powered by Blogger