Home » , , , , , » Sejarah Desa Hu`u, Kabupaten Dompu

Sejarah Desa Hu`u, Kabupaten Dompu


Desa Hu`u mempunyai peradaban hidup yang cukup panjang dengan corak beragam, yang membentuk pola perkembangan pada beberapa zaman atau periode, dimana pada masing-masing zaman atau periode memiliki ciri dan bentukan tersendiri dan terus mengalami akulturasi (Saleh, 1995). Zaman-zaman tersebut adalah:

A. Zaman Ndalu
Zaman Ndalu oleh masyarakat Hu`u dikatakan sebagai zaman awal adanya masyarakat yang hidup dan tinggal pertama kali. Manusia yang pertama hidup di Dana Dompu dan khususnya Dana Hu`u oleh masyarakat, biasa disebut Wa`i Ranggasasa dan Ompu Ranggasasa yang identik dengan manusia purba.
Ndalu di sini adalah dimaksudkan sebagai bentuk aktifitas atau tatanan hidup manusia yang belum memiliki tempat tinggal tetap, dimana mereka hidup secara nomaden dan dalam kelompok kecil dengan hidup dan tinggal dalam gua-gua batu di sekitar hutan.
Untuk kelangsungan hidup mereka memakan umbi-umbian dan berburu binatang yang cukup banyak di Hu`u seperti menjangan, babi hutan, kuda dan sebagainya. 
Beberapa bukti adanya kehidupan pada zaman ndalu ini adalah adanya beberapa temuan di sekitar Desa Hu`u yang berupa:
  1. Wadu Kajuji yang ditemukan di Doro Puma Hu`u. Wadu kajuji adalah sebuah batu besar dimana terdapat beberapa lubang pada bagian atasnya yang diperkirakan berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan makanan.
  2. Wadu Ncona yang ditemukan di puncak Folu antara Teri dan Roa Rumu. Wadu ncona sendiri diperkirakan merupakan salah satu peralatan hidup sehari-hari berupa tempat makan.
  3. Roa Rumu, yang ditemukan di Doro Puma perbatasan antara Daha dengan Hu`u. Roa rumu adalah sebuah batu yang cukup besar yang bentuknya seperti lesung dengan tinggi ± 100 cm dengan terdapat tangkup atau penutup. Diperkirakan fungsi dari roa rumu ini adalah sebagai tempat pembakaran mayat.
  4. Wadu Ntanda Rahi di tepi pantai Hu`u. Adalah sebuah batu yang dianggap sebagai tempat persembahan bagi manusia purba saat itu, dimana bentuk dari batu tersebut menyerupai manusia. Dan seiring perjalanan waktu, banyak masyarakat beranggapan bahwa wadu ntanda rahi adalah perwujudan sorang wanita yang menunggu suaminya pulang dari laut.
  5. Di tengah-tengah Desa Hu`u ada sebuah kuburan bernisan dua utara-selatan yang antara kedua nisannya sangat rapat ± 30 cm dibagian kepala, tinggi ± 70 cm dan nisan kaki ± 30 cm yang bentuknya menyerupai menhir.

B. Zaman Bate Bi`a Roa
Zaman ini adalah kelanjutan dari zaman ndalu, tetapi masyarakat Hu`u yang hidup pada saat itu mulai mengenal cara bercocok tanam pada sebidang lahan secara sederhana. Zaman ini ditandai oleh indikasi-indikasi adanya tempat pemukiman, yang pada masa itu pemukiman dinamakan dengan Nggaro. Nama ini diselaraskan dengan pola hidup masyarakat yang kala itu mulai menetap dengan mata pencaharian bercocok tanam.
Masyarakat Hu`u pada zaman ini hidup dan tinggal di atas lahan pertanian masing-masing dengan bangunan tempat tinggal dikenal sebagai Uma Salaja sedangkan lahan pertanian olahan ini disebut Nggaro atau Lewi. Selain itu mereka juga mulai mengenal peralatan hidup yang dibuat dari tanah liat yang kemudian dibakar. Karena kehidupan masyarakatnya mulai berkelompok pada masing-masing lahan olahan, mereka mulai membina tatanan hidup bermasyarakat, dan memilih salah seorang pemimpin atau kepala suku dalam kelompok hidupnya masing-masing, yang di sebut Ncuhi.
Disebut zaman bate bi`a roa, dikarenakan bahwa pada zaman ini masyarakat yang telah mulai mengenal cocok tanam dan mengolah hasil pertanian tersebut dengan cara memasaknya dalam roa dana atau periuk tanah tetapi untuk mengeluarkan nasi dari dalam roa dana tersebut mereka belum mengenal adanya ciru atau sendok, sehingga apa bila mereka akan makan, maka roa dana yang berisi nasi yang telah matang tadi di bate bi`a atau dibanting hingga pecah.
Bukti yang bisa ditemukan untuk mengindikasikan zaman bate bi`a roa ini adalah di sebelah timur Desa Hu`u di tengah hutan terdapat satu areal yang cukup luas, dimana di lokasi tersebut banyak ditemukan pecahan-pecahan roa dana yang berserakan dan bertumpuk-tumpuk. Dan disekitar tempat tersebut diperkirakan sebagai tempat pemukiman (Saleh, 1995).

C. Zaman Ncuhi
Pada zaman ini masyarakat Hu`u yang mulai hidup bermasyarakat yang merupakan kelanjutan dari zaman sebelumnya, terbentuk suatu kelompok kecil masyarakat yang juga dipimpin oleh seorang Ncuhi. Ncuhi yang pertama kali memimpin adalah Ncuhi Hu`u yang bernama Ncuhi Iro Aro. Indikasi-indikasi yang menandakan zaman ini adalah mulai adanya pemukiman yang lebih baik yang berada di atas bukit atau gunung dan pemukiman pesisir pantai di wilayah Desa Hu`u.
Beberapa bukti yang bisa dilihat sampai saat ini sebagai indikasi Zaman Ncuhi yang terdapat pada Desa Hu`u adalah adanya:
  1. Rade Mbolo, sebuah kuburan yang berbentuk bundar pada areal tanah yang cukup luas, yang letaknya di sebelah timur Desa Hu`u dekat dengan Sori Hu`u. Kuburan ini mempunyai bentuk bundar yang digali dalam tanah dan di atas lubang tersebut ditutup dengan sebuah batu pipih bulat atau wadu kalate mbolo. Di sekitar rade mbolo ini terdapat areal datar yang terdapat undakan-undakan batu wadu la kanteli, yang diperkirakan sebagai areal pemukiman. 
  2. Rade Sabua Katanda, Adalah sebuah kuburan yang mempunyai satu buah nisan saja yang berada di  tengah-tengah Desa Hu`u.
  3. Bekas pemukiman Teri Hu`u, yang letaknya di sebelah Desa Hu`u dan berbatasan dengan Kabupaten Bima.
  4. Perkampungan Puma dimana lokasi pemukiman serta pekuburannya masih dapat dilihat, yang lokasinya berada di timur laut Desa Hu`u.
  5. Pemukiman Hu`u pertama kali yang lokasinya di sebelah timur Daha dekat dengan Telaga Shima dan Roa Rumu.

D. Zaman Kerajaan
Zaman kerajaan ini adalah zaman dimana tatanan kehidupan masyarakat Desa Hu`u di pengaruhi oleh sistem pemerintahan Kerajaan Dompu, yang telah mempunyai sistem pemerintahan wilayah Hu`u merupakan salah satu dari wilayah Jeneli Hu`u dari delapan Jeneli yang ada dalam kekuasaan Kerajaan Dompu, yaitu: Jeneli Dompo, Jeneli Katua, Jeneli Adu, Jeneli Hu`u, Jeneli Dea, Jeneli Tompo, Jeneli Pekat, Jeneli Kilo (Saleh, 1995).
Pada zaman kerajaan ini masyarakat Hu`u telah membina tatanan hidup secara menetap serta bermasyarakat dalam lingkungan wilayah yang cukup besar dengan pemukiman yang mulai teratur dan telah mempunyai sistem pemerintahan desa. Pejabat yang memimpin Desa Hu`u pada masa ini disebut Jena kemudian berubah menjadi Galara. Kemudian dalam wilayah kekuasaan Jena terdapat lagi bagian wilayah yang lebih kecil yang dipimpin oleh Sarian atau kepala kampung. 


Santabe ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso


Follow Twitter @Info_Mbojo & Facebook Info Mbojo


My Great Web page

Share this article :

2 Komentar:

Anonim mengatakan...

Maaf. KAlau boleh tahu, referensi anda dari mana??? Apakah telah ada penelitian arkeologis tentang benda2 arkeologis yg ditemukan di Huu tsb bahwa itu berasal dari zaman Ndalu / pra sejarah dst seperti yg dijelaskan dalam artikel ini? Terimakasih.
www.kambalidompumantoi.wordpress.com

Anonim mengatakan...

Maaf. KAlau boleh tahu, referensi anda dari mana??? Apakah telah ada penelitian arkeologis tentang benda2 arkeologis yg ditemukan di Huu tsb bahwa itu berasal dari zaman Ndalu / pra sejarah dst seperti yg dijelaskan dalam artikel ini? Terimakasih.
www.kambalidompumantoi.wordpress.com

Posting Komentar

Santabe, ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso ta re

 
Support : Forum Dou Mbojo | Tofi Foto | Info Mbojo
Copyright © 2007. Mbojo Network, Berita dan Informasi Bima Dana Mbojo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Dominion Rockettheme
Proudly powered by Blogger