Home » , , , » Pola Mata Pencaharian Masyarakat Dompu Masa Lalu

Pola Mata Pencaharian Masyarakat Dompu Masa Lalu


Sistem mata pencaharian yang dijalankan oleh masyarakat Dompu secara langsung memberikan pengaruh besar terhadap pembentukan ruang di luar kawasan pemukiman.
Hal ini berkaitan dengan kebutuhan lahannya yang cukup luas, dan mempunyai spesifikasi khusus terhadap lokasi, fungsi dan pengaturannya.
Secara keseluruhan sistem mata pencaharian yang ada di Dompu terdiri atas empat kegiatan utama, dimana masing-masing kegiatan mata pencaharian tersebut dijalankan dan dilaksanakan pada lokasi yang berbeda pula. Mata pencaharian tersebut adalah:


  1. Kanggihi kanggama, adalah mata pencaharian masyarakat dengan bercocok tanam. Mata pencaharian ini merupakan yang mayoritas atau dominan dilaksanakan oleh masyarakat Dompu. Kanggihi kanggama dilakukan pada areal tolo (persawahan), dengan kondisi lahan yang relatif datar dan dekat dengan sumber air untuk pengairan, baik mata air maupun sungai. Kegiatan kanggihi kanggama diawali dengan maco tolo atau mempersiapkan lahan, yang dilakukan dengan cara dicangkul secara bersamasama oleh kaum laki-laki, atau kadang juga dilakukan dengan tonda ba sahe atau dengan bantuan hewan ternak, dengan menginjak-injakkan kakinya, sehingga tanah menjadi gembur. Selanjutnya adalah kegiatan cau, yaitu meratakan dan merapikan tanah dengan alat bantu seperti bajak yang ditarik oleh hewan ternak. Selanjutnya adalah pari dei, yaitu menabur benih yang dilakukan oleh kaum wanita pada sepetak lahan yang telah dipersiapkan lebih awal. Setelah bibit tumbuh besar, dilakukan mbonto atau mencabut bibit kemudian dilakukan mura atau menanam padi, yang hanya dilakukan oleh kaum wanita, biasanya diawali oleh orang yang dituakan. Gerakan menanam ini, dilakukan sirama dengan nyanyian yang dilagukan secara bersama-sama, biasanya adalah lagu-lagu daerah. Setelah tanaman besar, maka dilakukan mbonto yaitu membersihkan tanaman padi dari gangguan gulma atau tanaman pengganggu. Setelah padi menguning, maka akan dilakukan panen dengan kegiatan rombe fare, yaitu memotong padi dengan model pako tana, yaitu kegiatan memotong padi secara beramai-ramai oleh kelompok masyarakat, biasanya adalah kaum wanita. Kemudian dilakukan rape fare atau merontokkan padi oleh kaum lakilaki, kemudian dilanjutkan dengan lete fare atau mengeringkan padi serta lai fare, sebagai kegiatan terakhir yaitu mengangkut hasil panen ke jompa atau wombo uma untuk disimpan yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
  2. Nggaro ra oma, adalah mata pencaharian masyarakat dengan berladang dan berkebun. Untuk kegiatan berladang, biasanya masyarakat menanam fare oma atau padi ladang, jagung dan kedelai. Kegiatan ini hanya dilakukan ketika musim hujan saja, dengan dua cara yaitu dengan pari atau menebar dan caki atau memasukkan benih ke dalam lubang yang telah digali. Tanaman dibiarkan tumbuh sendiri tanpa dirawat khusus. Hasil panen ini biasanya digunakan untuk konsumsi sendiri atau juga sebagian dijual. Untuk kegiatan berkebun, biasanya yang ditanam adalah tanaman buah-buahan yang hasilnya hanya dikonsumsi sendiri, kalaupun ada yang ingin membeli baru hasilnya di jual. Kegiatan ini dilakukan pada areal yang mempunyai topografi bergelombang, dan kadang lokasinya berbatasan dengan kawasan hutan.
  3. Ntadi ra ntedi, adalah kegiatan mata pencaharian masyarakat dengan memelihara ternak. Pemeliharaan ternak ini dilakukan berdasarkan jenis hewan ternaknya. Untuk hewan ternak besar seperti sapi, kerbau, kuda dan kambing dipelihara dan dilepas pada padang penggembalaan, biasanya berdekatan dengan kawasan kebun atau bisa juga dalam areal hutan. Hewan ternak dilepaskan begitu saja tanpa dijaga atau ditunggui. Ternak hanya dikotrol oleh pemiliknya satu atau dua kali dalam sebulan. Ketika suatu kegiatan adat akan diadakan dan membutuhkan daging ternak sebagai suguhan makanan, maka hewan ternak tersebut ditangkap dari padang penggembalaan dan diikat pada halaman rumah sebelum disembelih. Hewan ternak, dipelihara selain untuk dikonsumsi pada acara-acara adat, juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya dengan cara dijual. Selain itu, hewan ternak juga digunakan sebagai salah satu mahar pada saat kegiatan nika ra neku atau pernikahan. Sedangkan untuk hewan ternak kecil seperti ayam dan bebek, biasanya dilepas di halaman rumah.
  4. Daga ra landa, adalah kegiatan mata pencaharian masyarakat dengan melakukan jual beli. Kegiatan ini biasanya dilakukan di rumah atau pada tempat-tempat tertentu di tengah kawasan pemukiman. Tetapi hanya sedikit saja masyarakat yang melakukan pekerjaan ini.
Mata Pencaharaian
Bentuk Kegiatan
Bentuk Ruang (tangible)
Pola Ruang (intangible)
Kanggihi kanggama
Bercocok tanam, yaitu tanaman padi
Tolo atau area persawahan
Lahan relatif datar, dekat dengan sumber air dan berdekatan dengan kawasan pemukiman. Terdapat salaja(dangau), sebagai tempat tinggal sementara pada saat kegiatan mura (tanam) dan rombe fare (panen). Tolo dibuat secara katehe atau berundak-undak.
Nggaro ra oma
Berladang dan berkebun
Oma atau ladang, serta nggaro atau kebun
Berada diluar kawasan pemukiman, biasanya pada areal yang bergelombang, mempunyai batas fisik berupa pagar yang cukup tinggi dan
terdapat salaja.
Ntadi ra ntedi
Beternak
Sarei uma untuk ternak kecil dan so atau padang penggembalaan untuk ternak besar.
Merupakan areal terbuka yang luas, lokasinya berada di kaki gunung, tidak mempunyai pagar karena hewan ternak
dilepas secara liar.
Daga ra landa
Berniaga
Ta uma atau di halaman rumah
Biasanya dilaksanakan di rumah, dengan memanfaatkan halaman rumah.


Santabe ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso


Ingin berlangganan via Facebook dan Twitter? Klik Tombol dibawah ini:


Share this article :

0 Komentar:

Posting Komentar

Santabe, ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso ta re

 
Support : Forum Dou Mbojo | Tofi Foto | Info Mbojo
Copyright © 2007. Mbojo Network, Berita dan Informasi Bima Dana Mbojo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Dominion Rockettheme
Proudly powered by Blogger